Kawah Ijen Banyuwangi

 



Sudah lama banget keinginan untuk menuju Kawah Ijen dan akhirnya bisa terlaksana. Saat itu ketika sisa cuti masih tersisa satu kali, dan gue pun bergeges untuk mengambilnya dan menghubungi teman untuk menemani perjalanan gue menuju Ujung Timur Pulau Jawa.
Alhamdulillah gue punya temen yang bisa gue ajak anytime and anywhere karena anak ini selow banget hidupnya suer.

Okeay singkat cerita gue ngubungi dia dan langsung deal menentukan tanggal perjalanannya dan seketika itu gue nyari tiket untuk melakukan perjalanan ke Timur.






History of Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi, terletak di ujung paling Timur pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di Timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Dengan beribukotakan Banyuwangi, pelabuhan Ketapang adalah pelabuhan yang menghubungkan pulau Jawa di Banyuwangi dengan pelabuhan Gilimanuk di Bali.

Banyuwangi terletak di daerah wisata alam yang masih hijau dan liar layaknya safari di Afrika, di tambah juga dengan lokasinya yang dekat dengan Samudra Hindia. Dengan begitu, terdapat penyatuan lokasi yang bisa dikunjungi yaitu pantai dan daerah pegunungan seperti Taman Nasional Baluran, Kawah Ijen, Taman Wisata Rogojampi dan masih banyak lagi.



Cara Pergi Ke Banyuwangi

ada beberapa alternatif untuk menuju Banyuwangi, antara lain : 
- Dengan Pesawat Terbang
- Dengan Kereta Api
- Naik Bus

- Naik Kapal Feri Dari bali

tapi yang akan gue bahas yaitu point ke dua yaaitu "Menuju Banyuwangi dengan Kereta Api" karena gue kemarin pakai alternatif tersebut. Menurut gue cara satusatunya menuju Ujung Pulau Jawa ini ememng menggunakan Kereta Api.

Perjalanan ke Banyuwangi dimulai dari Kota Solo yaitu dari St Purwosari dan menuju St Surabaya Gubeng (harus transit dulu dan ganti KA) karena tidak ada yang langsung menuju Banyuwangi. Perjalanan dari Solo pukul 20:26 dan sampai ke St Surabaya pukul 01:35 menggunakan KA Gaya Baru Malam Selatan. kenapa kita ambil jam malam untuk menuju Banyuwangi karena supaya kita bisa tidur di Kereta jadi waktu efektif kita gak terbuang diperjalanan.

Kita transit di St Surabaya Gubeng selama kurang lebih 3 jam dan perjalanan dilanjutkan ke Banyuwangi pada pukul 04:25 menggunakan KA Probowangi 213 dan sampailah kita ke St Karangasem pada pukul 11:30.

Cuuuyyy, JANGAN turun di St Banyuwangi yaa, karena St Banyuwangi lebih dekat dengan Pelabuhan Ketapang daripada pusat Kota Banyuwangi. Nah beda langi kalau kalian mau ke Bali baruu turunnya di St Banyuwangi karena untuk menyeberangke Bali melalui Pelabuhan Ketapang tinggal jalan saja 5 menit sudah sampai ke Pelabuhan Ketapang. Jadi saran gue kalau meu ke Kawah Ijen kalian harus turun di St Karangasem akrena St ini yang paling dekat dengan pusat kota Banyuwangi cuma membutuhkan waktu sekitar 5 menit saja


Rental Motor
Setiap perjalanan gue memang selalu gue siapkan matang-matang supaya sesampainya disana tidak bingung mau ngapain. jadi setelah samapi St Banyuwangi gue pun sudah janjian sama Mas Koko (yang punya rental motor) untuk ketemu di St Karangasem, dan timeing nya pun pas banget gak pakai molor dan gue pun langsung transaksi penyewaan motornya. Harga rentalnya cukup murah yaitu Rp 75.000 /24jam. luamayan murah laaahhh, dan guepun rental selama 48 jam (2 hari).

Menuju Kawah Ijen
Perjalan selanjutnya yaitu menuju pintu gerbang pendakian Kawah ijen yang berjarak sekitar 1 jam dari St Karangasem. Perjalanan menuju Pintu Masuk sangat asyik. kanan kiri pohon2 dan persis kita berasa ditengah hutan yang sangat lembat. kanan kiri pepohonan sampai2 atapnyapun tertutup dedaunan pohon tersebut sehingga menjadikan perjalanan menuju Pintu Masuk Pendakian sangatlah gelap. Satu jam berlalu dan kita sampailah ke tujuan yaitu Pintu Masuk Pendakian Kawah Ijen.
Sesampainya disana gue pun langsung mencari informasi tentang TWA (Taman Wisata Alam) Kawah Ijen.

alhasil dapatlah informasi antara lain :
1. Pendakian dibuka pada Pukul 01.00
2. Diatas tidak ada area Camping sehingga kita harus ngeCamp disini (Pintu MasukTWA Kawah Ijen)
3. HTM 15.000 /orang
4. Tempat Camping FREE
5. Sinyal hanya bisa diakses dengan provider TELKOMSEL / Simpati (bukan gue iklan cuma memng provider ini jaringannya luas).

Nah yang menarik yaitu ketika gue dan temen gue gak bisa akses HP karena sinyal selain TELKOMSEL / Simpati tidak ada disini, padahal kita juga ada janjian sama tmn dari Surabaya untuk ketemu langsung di Lokasi ini. Karena kita bingung dan kitapun punya ide untuk mendirikan tenda terlebih dahulu dan dilanjutkan turun untuk mencari provider yang bisa digunakan disini (TELKOMSEL / Simpati), bukan Iklan lhu ya emang provider ini jaringannya luas, gue pernah ke Pulau Komodo NTT disana juga jaringan yang bisa diakses cuma TELKOMSEL / Simpati.
Tenda sudah berdiri dan kitapun turun lagi ke Kota Untuk mencari Provider. kita turuuun terus dan ternyata disana susah banget nyari counter penjual kartu provider.



Boom Beach

 


Setelah gue dapat kartu yang gue maskut, ternyata masih sore yaitu sekitar pukul 16.00. kalau kita naik, trus disana mau ngapain ? soalnya pendakian dibuka pukul 01.00 bukan. akhirnya kitapun memutuskan untuk mengunjungan Boom Beach yang berada dekat dengan Pusat Kota.

Pantai Boom terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi. Sejak tahun 50-an pantai sudah dikenal sebagai pelabuhan  penting dan sampai saat ini aktifitas pelabuhan masih ada, namun tidak terlalu ramai. Dulunya kapal-kapal yang membawa berbagai angkutan (biasanya kopra) dan kapal-kapal nelayan berlabuh di sini. Hal ini dibuktikan dengan dermaga-dermaga pelabuhan, bekas gudang-gudang dan sebuah tempat pelelangan ikan yang sudah tidak dipakai. Di dermaga ini penduduk biasanya melakukan aktifitas memancing.

Pantai Boom terletak di bagian timur kota Banyuwangi. Dari pusat kota jaraknya hanya sekitar 2 kilometer, sehingga bisa dibilang Pantai Kota adalah pantai yang berada di dalam kota. Dari kota Banyuwangi, untuk menuju Pantai Boom ini bisa dibilang mudah dijangkau dengan becak, ojek motor maupun kendaraan pribadi. Sejauh ini belum ada jalur angkutan umum yang melewati Pantai Boom. Rambu-rambu yang mengarah ke pantai ini juga jelas, sehingga tidak sulit untuk mencapai Pantai Boom bagi pengunjung luar kota sekali pun.
Kitapun nyante banget di pantai ini sambil mendengarkan suara desir ombak yang sangat syahdu. Dari sini kita bisa melihat Indahnya Pulau Dewata Bali.
Setelah puas mengexplore Boom Beach kitapun naik lagi menuju Pintu Masuk Pendakian Kawah Ijen.



Hiking ke Kawah Ijen






Kawah Ijen sendiri merupakan kawah dari Gunung Ijen, Gunung Ijen masih berstatus gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian 2.443 mdpl, dan ketinggian kaldera sekitar 200-300 meter. Gunung Ijen bersebelahan dengan Gunung Raung dan Gunung Merapi. Wisata Kawah Ijen ini masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Ijen yang memiliki luas 2.560 hektare. Kawah Ijen yang berwarna biru telah lama terkenal dan banyak memukau para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun internasional. Fenomena kawah biru ini hanya ada dua di dunia, yakni di Islandia dan di Indonesia, sehingga sangatlah wajar jika kawasan kawah ijen selalu diburu wisatawan, entah untuk sekedar berwisata, atau penelitian.

Selanjutnya kita akan melakukan pendakian, sebaiknya mempersiapkan diri dan menyiapkan perbekalan terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian, karena nanti kita akan berjalan selama kurang lebih 2 jam perjalanan, melewati jalan terjal dan menanjak, sehingga pasti akan banyak menguras tenaga. Beberapa jalur memiliki kemiringan 25-30 derajat. Serta jangan lupa menyiapakan masker yang sudah dibasahi karena bau belerang di sekitar kawasan Kawah Ijen akan sangat menyengat dan jaket tebal karena udara akan sangat dingin.

Selain itu udara dingin yang mencapai 5 derajat celcius bahkan sampai minus akan menambah sensasi pendakian. Setelah sampai di Pos Bunder, trek akan berubah menjadi landai. Setelah kita berada di Puncak Gunung Ijen, rasa lelah akan terbayar, pemandangan indah kawah berwarna biru akan mempesona siapapun yang melihatnya.
Kawah Ijen jika dilihat dari Puncak Gunung Ijen akan terlihat sangat menakjubkan dan waktu terbaik untuk mendaki adalah pukul 01.00 WIB dini hari, karena menjelang shubuh kawah berwarna biru akan terlihat sempurna. Kita hanya bisa melihat pada saat dini hari saja hingga shubuh, setelah matahari terbit kawah tidak akan dapat terlihat lagi, sehingga sebaiknya kita melakukan pendakian pukul 01.00 dini hari agar dapat mencapai kawah pukul 03.00 WIB. Selain itu ketika pagi hari kita akan disuguhkan pemandangan sunrise yang menakjubkan serta sinar matahari pagi yang terpantul di kawah akan membentuk warna hijau tosca yang sangat indah. Tetapi kita harus berhati-hati karena air kawah Ijen memiliki volume sekitar 200 juta kubik dan panasnya mencapai 200 derajat celcius.




Penambang Belerang Tradisional

Sejak dini hari, para penambang belerang mulai mendaki ke puncak Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.443 meter, dengan menggunakan senter di kepala, jaket tipis dan sarung tangan. Sambil memanggul keranjang bambu penuh belerang dengan berat sekitar 70 kg, para penambang pun kembali meniti jalur berbatu ke puncak. Sesekali langkah mereka terhenti untuk beristirahat. Ketika musim liburan, mereka harus membagi jalan menuju kawah dengan para wisatawan.

























Komentar